Telah Dikunjungi

Free Hit Counter

Link Banner

Program Affiliate Indowebmaker--Program Affiliate Indowebmaker

PSS Sleman Gunduli PSAD 7-0

PSS Sleman kembali meraih hasil sempurna dalam ujicoba yang digelar kemarin sore di Stadion "Old" Tridadi Sleman melawan PS AD dengan skor cukup telak 7-0. PSS terus menunjukkan trend positif setelah dalam ujicoba sebelumnya menang telak 4-0 atas Rio Muda. Tujuh gol PSS diciptakan Mamadao Diallo (4 gol), Bako Sadissou (2 gol) dan Antonius Triyatmoko.

Sejak awal peluit dibunyikan, PSS terus menyerang pertahanan PS AD melalui sisi sayap yang digalang Hasto Prasetyo, dkk. Sedangkan permainan tim tamu sendiri tampil buruk dan terkesan individual. Pada pertandingan itu, komunikasi antar pemain PS AD nyaris tidak ada, mereka cenderung bermain kurang kompak. PS AD tampil buruk dan sama sekali tidak ada kerjasama antar lini. Kondisi demikian ini, dimanfaatkan Hasto Prasetyo dan kawan-kawan untuk tampil lebih menyerang.

Pertaningan kemarin sore memang dikhususkan untuk mengoptimalkan para pemain seleksi termasuk 5 pemain asing.

[ by : Admin ]

PSS Kembali Gelar Uji Coba Melawan PSAD

PSS Sleman terus melakukan persiapan jelang dimulainya Liga Joss Indonesia putaran kedua. Ujicoba terus dilakukan agar koordinasi permainan PSS terus meningkat. Karena hingga kini PSS dinilai belum menujukkan permainan yang konsisten.

Setelah Kamis kemarin menang dalam ujicoba melawan Rio Muda 4-0 melalui gol dari Anang Hadi, Adi Anggoro (2 gol) dan Sahid, kali ini PSS kembali akan melakukan ujicoba melawan PS AD di Stadion Tridadi Sleman, sore ini. Kali ini akan datang dua pemain asing lagi yaitu Syella Bamba yang berposisi sebagai stopper dan Mamadao Diallo yang berposisi striker.

[ by : Admin ]

Fokuskan Pemain Seleksi, Sore Ini PSS Jajal Bantul Selection

Menjelang putaran II, PSS Sleman terus menata kekuatan. Performa M. Eksan dkk bakal dijajal Bantul Selection di Stadion Tridadi, Sleman, sore ini (28/1).

Dalam uji coba tersebut, PSS Sleman akan mengoptimalkan pemain-pemain yang mengikuti seleksi. Sebab, pada putaran II nanti, PSS butuh tambahan pemain khususnya disektor depan dan tengah.

Sampai saat ini coach Yance masih akan mengoptimalkan penyerang asing Emeka dan gelandang Kande Lansana. Untuk Kande, coach Yance mengaku tertarik. Menurutnya Kande bermain sangat impresif saat ujicoba dengan PPSM beberapa hari yang lalu. Kande juga mampu menghidupkan lini tengah yang sampai sekarang dinilai faktor paling buruk.

Yance kemungkinan akan merekomendasikan Kande untuk direkrut kepada manajemen. Namun untuk Emeka, Yance mengaku masih akan melihat kemampuannya lagi. Menurutnya, Emeka belum mampu memperlihatkan kemampuannya sebagai seorang targetman. Meski dia mampu mencetak gol saat ujicoba melawan PPSM, namun Emeka dinilai masih belum mampu memperlihatkan kemampuannya sesuai dengan yang diharapkan pelatih.

[ by : Admin ]

Manajemen PSS Isyaratkan Rekrut Pemain Asing

Manajemen dan Pelatih Skuad Super Elang Jawa PSS mengisyaratkan akan merekrut pemain asing pada putaran kedua mendatang. Keputusan tersebut diambil menyusul penampilan kedua pemain asing yang mengikuti seleksi kemarin, cukup baik dan layak untuk dipertahankan dan mengisi kekurangan skuad yang ada di PSS.

Kedua pemain asing tersebut adalah Okoye Emelka Obindah, pemain asal Nigeria yang sempat membela Sriwijaya FC, dan juga gelandang asing asal Nigeria, Candelland Suna. Penampilannya kedua pemain tersebut memang cukup bagus, namun tim pelatih masih harus melihat keduanya.

Yance mengakui jika dirinya memang membutuhkan adanya penambahan tiga pemain di posisi striker, gelandang dan stopper, menyusul kian dekatnya kompetisi dan padatnya jadwalnya di putaran kedua. Dengan penambahan pemain di tiga posisi tersebut, diharapkan PSS akan mampu bertahan di kompetisi Liga Joss Indonesia.

Terpisah, Manajer PSS, Rumadi mengatakan, masalah penambahan pemain asing pihaknya akan melihat lebih dahulu, bagaimana penampilan dan persyaratan administrasi yang dimilikinya. Selain kedua pemain tersebut, terdapat sejumlah pemain asing yang telah menghubunginya dan berencana memperkuat PSS di putaran kedua. “Soal perekrutan kami akan ikut pelatih saja. Manajemen akan berusaha untuk mencarikan pembiayaannya,” pungkas dia.

Sementara, dalam pertandingan kemarin Skuad Super Elja PSS berhasil menahan Laskar Macan Tidar, PPSM Sakti Magelang dengan skor 2-2. Dua gol yang dicetak oleh PSS dicetak lewat kaki Emelka dan Sahid, sedangkan dua gol yang dicetak oleh PPSM, dicetak melalui tendangan bunuhdiri Abda Ali dan Martinez.

[ by : Admin ]

PSS Sleman Ditahan Imbang PPSM Sakti 2-2

Di Stadion Maguwoharjo, PSS Sleman ditahan PPSM Sakti Magelang 2-2 dalam laga uji coba. Pertandingan ini dimanfaatkan kedua tim untuk menyeleksi sejumlah pemain. Pelatih PSS, Yance Metmey mengatakan, untuk sementara pihaknya masih mempertahankan 4 pemain baru (2 pemain asing dan 2 pemain lokal) yang diterjunkan dalam uji coba tadi sore (23/1), untuk dilihat lagi kemampuannya hingga Rabu (27/1) mendatang.

Pada uji coba itu, PSS menyeleksi 6 pemain, namun hanya 4 yang dipertahankan. Yakni, Agustiono (striker) dan Darminus (stopper) keduannya sama-sama dari Bengkalis. Sedang dua lainnya pemain asing yang baru datang, Emeka dari Nigeria, striker yang pernah memperkuat Persiraja Banda Aceh dan Gande Lansana (gelandang) dari Guenia yang juga pernah memperkuat Timnas Guenia. Mereka akan dipertahankan sampai PSS menjalani uji coba melawan Persiba Bantul yang menurut rencana akan digelar Rabu (27/1) di Stadion Sultan Agung Bantul.

by: Admin

Nkomo Batal Direkrut, Sabtu Sore PSS Gelar Uji Coba

PSS Sleman dipastikan gagal merekrut Nkomo, pemain yang selama ini diharapkan oleh Slemania sejak putaran pertama lalu. Setelah dikonfirmasi oleh crew web siang tadi, hal ini dibenarkan oleh manajemen. Permasalah telatnya kitas yang dimiliki Nkomo adalah penyebabnya.

Kitas Nkomo telah telat selama 17 bulan, sehingga untuk mengurusnya diperlukan biaya yang cukup besar yakni kurang lebih 102 juta karena untuk mengurus 1 bulan saja dibutuhkan biaya 6 juta. Namun manajemen sudah menemukan penggantinya yang nantinya juga akan diseleksi terlebih dahulu untuk melihat kemampuannya. Pemain tersebut bernama Kande Lansana, pemain asal Guinea. Pemain berusia 25 tahun dan memiliki tinggi badan 181 cm ini berposisi sebagi Gelandang bertahan dan juga bisa berposisi sebagai playmaker. Pemain tersebut sempat memperkuat timnas negaranya U-17 dan U-19. Selain itu pemain ini juga pernah bermain untuk Doffar FC Oman, Asalbab Dubai dan Medan Jaya.

Kemampuan pemain ini akan dilihat nanti sore dalam ujicoba melawan PPSM Magelang di Stadion Maguwoharjo Depok Sleman sekaligus untuk persiapan tim PSS Sleman sebelum Kompetisi Liga Joss Indonesia putaran kedua dimulai.

[ by : Admin ]

Piala Indonesia Digelar Bulan Maret

Tidak lagi menggunakan nama Copa Dji Sam Soe, kompetisi Piala Indonesia akan digelar mulai pertengahan Maret. Turnamen diikuti 32 tim, terdiri atas 18 klub Liga Super Indonesia (LSI), 12 tim Divisi Utama, dan dua finalis Divisi I dengan format home tournament yang disebar di delapan kota.

"Babak 32 Besar hingga 8 Besar akan dilaksanakan dari Maret hingga awal Juni. Semifinal serta final sesudah Piala Dunia," tutur CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono dalam pertemuan dengan wartawan di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/1).

Babak 32 Besar akan dibagi dalam delapan grup. Dua grup akan diisi tiga klub LSI, sedangkan enam grup lainnya diisi minimal dua klub LSI.

Setiap laga grup akan digelar di delapan kota berbeda, dengan Jayapura dan Palembang sudah pasti menjadi tuan rumah, karena keduanya finalis tahun lalu.

Babak 16 dan 8 Besar juga masih menggunakan format home tournament dan akan digelar di empat kota. Itu pun melalui proses bidding.

Untuk semifinal dan final, PT Liga Indonesia akan menyeleksi sendiri empat kota tersedia, yaitu Solo, Malang, Bandung, dan Jakarta.
[ by : Admin ]

Manajemen Mendengar Aspirasi Slemania

Kabar gembira datang dari manajemen PSS Sleman sebelum dimulainya putaran kedua kompetisi Divisi Utam Liga Indonesia 2009/2010. Seperti judul diatas, akhirnya manajemen mendengan usulan dari Slemania yaitu untuk penambahan pemain.

Manajemen telah menyetujui akan menambah 1 pemain asing dan 2 lokal dalam rapat manajemen kemarin siang. Untuk nama-nama pemain belum bisa dipublikasikan, yang jelas manajemen sudah mengantongi nama pemain yang sudah mendaftar dan akan mengikuti seleksi. Seleksi sendiri rencananya akan dilaksanakan Kamis di Stadion Maguwoharjo Depok Sleman.

Ketua Slemania, R. Supriyoko ketika dihubungi crew web mengatakan sangat mendukung langkah ini. "Saya sangat mendukung sekali karena hal tersebut yang sangat kita harapkan dan selalu kita minta kepada manajemen", katanya. Beliau juga berharap dengan penambahan pemain ini, prestasi PSS Sleman tambah bagus dan Slemania akan memenuhi lagi stadion Maguwoharjo di setiap laga kandang PSS.

"Jangan Pernah Lelah Mendukung PSS Sleman"

[ by : Admin ]

PSS Kalahkan PSIM Dalam Derby DIY

PSS Sleman berhasil unggul atas saudara tuanya PSIM Yogyakarta dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (15/1). Gol tunggal M Iksan di menit ke-56 membawa PSS memenangkan derbi dua musuh bebuyutan asal DI Yogyakarta ini.

Kedua tim tampil ngotot dan keras dalam laga yang dipimpin wasit Hasanudin tersebut. Tercatat empat pemain PSS memeroleh kartu kuning, dan tiga kartu kuning serta satu kartu merah untuk PSIM, menunjukkan tingginya tensi permainan.

Ribuan suporter kedua tim yang membanjiri stadion pun tak kalah sengit saling mendukung tim kesayangan mereka. Beberapa kali Slemania (suporter fanatik PSS) dan Brajamusti (suporter fanatik PSIM) terlibat saling ejek lewat yel-yel saat pertandingan berlangsung. Beruntung tidak ada insiden serius antarkedua kelompok pendukung itu hingga akhir laga.

Pada babak pertama, permainan kedua tim terhambat turunnya hujan deras. Lapangan yang licin membuat umpan-umpan dan kontrol bola tak berjalan mulus. Keduanya jarang bisa menciptakan peluang emas.

Tercatat hanya satu peluang bagus yang dibuat striker PSIM Wawan Sucahyo melalui tendangan bebasnya di akhir babak. Namun, kiper PSS Barep Wahyu berhasil melakukan penyelamatan gemilang dengan menepis bola yang mengarah ke pojok kanan gawang.

Cuaca yang mulai cerah pada babak kedua membuat permainan kedua tim berkembang pesat. PSS melalui Anang Hadi, Agus Purwoko, dan Sardi merepotkan barisan pertahanan lawan. Demikian pula PSIM yang dimotori Herminanto dan Hasan Basri juga beberapa kali menciptakan manuver cantik yang membahayakan gawang PSS.

Namun, lewat satu serangan yang disusun PSS di daerah kiri pertahanan PSIM, Sahit Widianta mampu melepaskan umpan lambung ke kotak penalti. M Iksan yang tak terkawal berhasil menyundul bola ke pojok kanan dan membobol gawang Agung Prasetyo.

Sayang, laga ini harus dinodai dengan ulah suporter yang tak simpatik. Pertandingan sempat terhenti tiga menit pada menit ke-65 karena beberapa oknum suporter PSIM di tribun selatan melempari kiper PSS Barep Wahyu dengan potongan besi dan helm.

Wahyu yang khawatir akan keselamatannya meminta pertandingan dihentikan. Beruntung situasi berhasil dikendalikan aparat keamanan dan laga kembali dilanjutkan. Hingga akhir babak kedua, PSIM tak berhasil menyamakan kedudukan. Terlebih lagi, striker pengganti Dicky Hidayat dikartu merah wasit pada menit ke-76.

Usai laga, Manajer PSIM Aji Sutarto mengaku timnya kurang beruntung dalam laga ini. Anak-anak berhasil menciptakan beberapa peluang emas namun tidak menghasilkan gol, katanya.

Sebaliknya, Manajer PSS Rumadi mengaku puas karena berhasil memenuhi target menang dalam laga penutupan paruh musim ini. Akan ada bonus khusus untuk tim atas hasil ini, ujarnya.

[ by : Admin ]

Dua Legiun Asing Minati PSS

Meski belum memutuskan menambah pemain asing, ada dua orang berminat gabung PSS Sleman. Namun manajemen ‘Laskar Sembada’ baru akan membahas masalah penambahan pemain asing ini seusai putaran pertama kompetisi Liga Utama 2009-2010 mendatang.

“Sudah ada dua legiun asing yang menghubungi PSS. Namun kami belum bisa memberi jawaban, karena manajemen baru akan memutuskan soal penambahan pemain asing ini seusai putaran pertama. Saat ini kita fokus dulu menjamu PSIM,” kata manajer tim PSS, Drs Rumadi saat dihubungi KR, Minggu (10/1) kemarin. Rumadi belum bersedia menyebut nama dua pemain asing tersebut.

Rumadi mengaku banyak mendapat masukan yang menyarankan PSS menambah pemain asing. Semua bermuara pada keinginan agar PSS bisa tampil lebih baik. Dari 11 tim di Grup III saat ini, hanya PSS dan PSIM yang tidak menggunakan pemain asing.(kr)

[ by : Admin

Sejarah Terbentuknya Slemania


PSS pernah mendapat sanksi dari Perserikatan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menggelar pertandingan tanpa penonton sebagai akibat dari pemukulan yang dilakukan oleh suporter saat PSS masih berlaga di Divisi I Liga Indonesia (Sekarang Divisi Utama). Meski setelah PSS mengajukan banding, akhirnya hukuman tersebut diganti dengan hukuman percobaan dan denda, tapi perilaku suporter tersebut dinilai merugikan tim yang dibelanya.

Oleh karena itu pengurus PSS dan beberapa tokoh suporter kemudian berinisiatif membentuk kelompok suporter sebagai langkah untuk menertibkan dan mengendalikan suporter PSS. Proses pembentukan dimulai dengan diadakannya rapat yang diselenggarakan pada 9 Desember 2000 di Griya Kedaulatan Rakyat yang diikuti oleh tokoh-tokoh suporter. Rapat tersebut akhirnya memutuskan digelarnya "Sayembara Nama Wadah Suporter PSS". Adapun ketentuan sayembara tersebut adalah bersifat terbuka, dengan syarat nama yang diusulkan mudah dikenal dan diingat, membangkitkan semangat, mampu mempersatukan semua pendukung PSS, dan maksimal terdiri dari dua suku kata.

Panitia sayembara diketuai oleh Ir.Trimurti Wahyu Wibowo, berlangsung dari tanggal 11-22 Desember 2000, dengan tempat pengumpulan hasil sayembara berada di kantor redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat. Panitia Sayembara bersama pengurus PSS yang nantinya akan menentukan nama yang dipilih.

Berbagai usulan nama datang dari masyarakat, diantaranya adalah Slemania (Sleman Mania), Slemanisti (Sleman Mania Sejati), Baladamania (Barisan Pecinta Laskar Sembada), Papesanda (Pasukan Pendukung Laskar Sembada), Lambada (Laskar Sleman Sembada), Patram (Pasukan Putra Merapi), Mapals (Masyarakat Pandemen Laskar Sembada), Korpels (Korps Pendukung Laskar Sembada), Pedati (Pendukung Laskar Sembada Sejati), Pansus (Pasukan Suporter Sleman Mania), Laksamana (Laskar Sleman Mania), dan Kalimasada (Keluarga Liga Sleman Sembada). Total terkumpul 1483 kartu pos, dan 196 surat yang mengikuti sayembara tersebut.

Dari sekian banyak peserta sayembara, sebanyak 103 peserta mengusulkan nama Slemania, yang kemudian pada tanggal 22 Desember 2000 dipilih oleh Panitia dan Pengurus PSS sebagai nama wadah suporter PSS Sleman. Pada malam itu juga dilakukan pembentukan pengurus dan deklarasi. Sementara undian bagi pemenang sayembara dilakukan pada tanggal 24 Desember 2000 di Stadion Tridadi, yang dimenangkan oleh Supribadi, warga Krapyak Kulon, Sewon, Bantul.

Keberhasilan dan antusiasme dari Slemania merupakan produk dari sebuah tradisi sepakbola yang mengakar dan meluas di segala lapisan masyarakat. Bagi masyarakat Sleman, sepakbola merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kultur sepakbola ini dibangun oleh PSS sebagai otoritas sepakbola tertinggi di Sleman, melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. PSS mampu membangun kompetisi sepakbola secara disiplin, rutin dan ketat sejak pertengahan tahun 1980-an sampai saat ini.

Sebagai wadah suporter klub sepakbola, Slemania bersifat terbuka dalam keanggotaannya. Anggota Slemania tidak hanya warga Sleman tetapi tidak tertutup kemungkinan terdapat anggota Slemania yang berasal dari daerah lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan dari luar ptovinsi. Dari latar belakang pendidikan, anggota Slemania sangat beranekaragam dari yang tidak mengenyam bangku sekolah sampai yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Begitu juga dengan latar belakang ekonomi, dimana yang kaya dan yang miskin mewarnai wadah suporter ini.

Sesuai dengan tujuan awalnya, Slemania awalnya ditargetkan sebagai alat kontrol bagi suporter PSS Sleman. Namun kehadiran wadah suporter tersebut akhirnya diharapkan dapat juga membawa sebuah transformasi karakter dari suporter anarki yang merugikan kepentingan tim dan masyarakat umum menjadi suporter atraktif dan kreatif. Ide ini tidak lepas dari momentum fenomena suporter kreatif yang waktu itu melanda dunia suporter sepakbola di tanah air.

Secara kultural pengurus Slemania mengeluarkan beberapa slogan seperti “suporter edan tapi sopan”, dan “100 % Slemania anti anarkhi” sebagai identitas bagi anggota dan organisasi Slemania. Slogan-slogan tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam lirik lagu yang biasa dinyanyikan di stadion, dan juga di kaos maupun atribut Slemania. Strategi semacam ini diyakini cukup manjur untuk membangun kebanggaan dan kesadaran anggota Slemania agar menjadi suporter yang anti anarki, sehingga meminimalisasi potensi anarki yang dimiliki anggotanya.

Secara struktural Slemania membentuk organisasi kecil yang disebut laskar Slemania. Laskar biasanya merupakan suatu kelompok kecil yang berbasis di suatu kampung tertentu dengan anggota yang berasal dari wilayah sekitar kampung tersebut. Laskar-laskar tersebut memiliki ketua laskar yang salah satu tugasnya adalah mengkoordinasikan sekitar 20-100 anggota laskarnya baik dalam pembelian tiket, penempatan di stadion, perilaku di dalam stadion dan lain-lain. Secara tidak langsung, keberadaan laskar merupakan proses pembagian kekuasaan dalam sebuah organisasi massa seperti Slemania dan juga merupakan upaya kontrol terhadap anggota Slemania.

Selain laskar, Slemania juga membentuk Slemanona, sebuah wadah khusus yang digunakan untuk meningkatkan peran suporter perempuan baik secara kualitas dan kuantitas. Slemanona dideklarasikan pada tanggal 15 Maret 2003 di Stadion Mandala Krida. Nama Slemanona seperti halnya Slemania kemudian menjadi identitas personal yang melekat pada diri anggota-anggotanya.

Secara struktur organisasi, Slemania masih mencari format dan struktur yang tepat. Setelah dideklarasikan, kepengurusan dibentuk dari sejumlah tokoh suporter di Sleman. Ketua Slemania yang pertama adalah Ir. Trimurti Wahyu Wibowo, dengan didampingi oleh Bintarto, Kuncoro, dan Topas Sumpono sebagai Wakil Ketua. Ketua terpilih dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh susunan pengurus pusat dan koordinator wilayah. Pada awal berdirinya struktur kepengurusan Slemania masih sederhana yaitu terdiri dari jabatan ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa departemen seperti Humas, Transportasi, Keamanan, dan Akomodasi.

Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Desember 2002, struktur kepengurusan yang baru dibentuk melalui Musyawarah Anggota yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. Dalam struktur kepengurusan yang baru ini dilakukan penambahan beberapa departemen yaitu Kesekretariatan, Suporter Tamu, Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Pengembangan Suporter Wanita . Perubahan yang lain juga terjadi di tubuh Slemania, dimana kaum muda dan kalangan mahasiswa mendominasi susunan kepengurusan Slemania yang baru, menggantikan kepengurusan awal yang didominasi oleh tokoh-tokoh suporter sepakbola. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga Musyawarah besar Slemania yang diselenggarakan pada 14 Agustus 2005.

Eksistensi Slemania telah mendapat pengakuan secara nasional. Hal ini dibuktikan dengan masuknya Slemania sebagai salah satu dari tiga nominator peraih penghargaan Suporter Favorit Sepakbola Award pada ANTV Sepakbola Award tahun 2003 bersama The Jakmania dan La Viola Tangerang. Setahun kemudian Slemania kembali masuk nominasi bersama The Mac’z Man dan Viking, hingga akhirnya berhasil terpilih sebagai Suporter Favorit ANTV Sepakbola Award tahun 2004 dan sekaligus Slemania terpilih sebagai suporter terbaik se-Indonesia. Meski beberapa anggota Slemania tidak sepakat dengan penghargaan suporter favorit, namun bagaimanapun penghargaan tersebut memberikan tantangan dan tanggung jawab yang besar bagi semua elemen Slemania untuk terus menunjukkan perilaku dan pikirannya agar sesuai dengan tujuan awal dibentuknya Slemania.

Ketua Slemania:
1. Ir. Trimurti Wahyu Wibowo (2000-2002 & 2003-2005)
2. R. Supriyoko (2006-2008 & 2009-2011)

Ditulis oleh: Muhammad Fajar [ Slemania Green Fort ]

Sejarah Didirikannya MIS (Maguwoharjo International Stadium)


Stadion Maguwoharjo dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai alternatif pengganti Stadion Tridadi yang merupakan homebase PSS Sleman dalam beberapa musim kompetisi. Animo masyarakat Sleman yang besar, terutama Slemania, dalam mendukung PSS setiap kali berlaga di kandang membuat kapasitas di Stadion Tridadi sudah tidak mampu menampung penonton.

Dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2006 dibangunlah sebuah stadion yang memiliki standar internasional. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan ketidaklayaan stadion Tridadi untuk menjamu tim-tim besar Liga Indonesia.

Stadion yang dibangun di Kalurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ini resmi bisa digunakan sebagai kandang PSS Sleman dalam mengikuti kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Dengan memiliki kapasitas maksimal hingga 40.000 penonton membuat stadion Maguwoharjo mampu menampung seluruh penonton yang menyaksikan tim kesayangan mereka, PSS Sleman saat bertanding. Bahkan juga bisa menampung hingga 10.000 suporter tamu yang datang.

Stadion yang memiliki nama resmi Maguwoharjo International Stadium (MIS) ini dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Indonesia selain Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Jakabaring di Palembang, dan Stadion Jalak Harupat di Kabupaten Bandung. Bahkan, Stadion Maguwoharjo pernah digunakan oleh Timnas Indonesia dalam melakukan pertandingan ujicoba. Dalam pertandingan uji coba tersebut, PSS pernah menahan imbang Timnas Indonesia dengan skor 2-2. Dua gol PSS Sleman diborong oleh gelandang serang PSS Sleman, Slamet Nur Cahyo.

Ditulis oleh: Muhammad Fajar [ Slemania Green Fort ]

Sejarah Tim Hijau PSS Sleman Menuju Sepakbola Nasional


Sudah lama dan berpanjang lebar orang membicarakan bagaimana sebuah permainan sepakbola bisa baik, berkualitas tinggi. Bahkan, dalam konteks nasional, Indonesia pernah kebingungan mencari jawaban itu. Berbagai pelatih atau instruktur didatangkan dari Brasil, Jerman, Belanda dan sebagainya. Namun, toh sepakbola Indonesia tak pernah memuaskan, bahkan tekesan mengalami kemunduran.

Dari pengalaman upaya Tim Nasional Indonesia untuk membangun sebuah permainan sepakbola yang baik itu, sebenarnya ada kesimpulan yang bisa diambil. Kesimpulan itu adalah, selama ini Indonesia hanya mencoba mengkarbit kemampuan sepakbolanya dengan mendatangkan pelatih berkelas dari luar negeri. Indonesia tidak pernah membangun kultur atau budaya sepakbola secara baik. Dengan kata lain, upaya PSSI selama ini lebih membuat produk instan daripada membangun kultur dimaksud.

Pelatih berkualitas, teori dan teknik sebenarnya bukan barang sulit untuk dimiliki. Elemen-elemen itu ada dalam textbook, atau bahkan sudah di luar kepala seiring dengan meluasnya popularitas sepakbola. Indonesia termasuk gudangnya komentator. Bahkan, seorang abang becak pun bisa berbicara tentang sepakbola secara teoritis dan analitis.

Sebab itu, seperti halnya sebuah kehidupan, sepakbola membutuhkan kultur. Artinya, sepakbola harus menjadi kebiasaan atau tradisi yang melibatkan daya upaya, hasrat jiwa, interaksi berbagai unsur dan berproses secara wajar dan jujur, bertahap dan hidup.

Untuk membangun kultur sepakbola itu, jawaban terbaik adalah membangun kompetisi yang baik pula. Lewat kompetisi, tradisi sepakbola lengkap dengan segala elemennya akan berproses dan berkembang ke arah yang lebih baik. Akan lebih baik lagi kompetisi itu terbangun sejak pelakunya masih kecil, tanpa rekayasa dan manipulasi. Pada gilirannya, tradisi itu akan melahirkan sebuah permainan indah dan berkualitas, serta memiliki bentuk dan ciri khasnya tersendiri. Itu sebabnya, kenapa sepakbola Brasil, Belanda, Inggris, Jerman dan Italia tidak hanya berkualitas, tapi juga punya gaya khasnya sendiri- sendiri.

Dalam konteks kecil dan lokal, Persatuan Sepakbola Sleman (PSS), sadar atau tidak, sebenarnya telah membangun sebuah kultur sepakbolanya melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. Berdiri tahun 1976, PSS termasuk perserikatan yang muda jika dibandingkan dengan PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, PSMS Medan, Persija dan lainnya.

Namun, meski muda, PSS mampu membangun kompetisi sepakbola secara disiplin, rutin dan ketat sejak pertengahan tahun 1980-an. Kompetisi itu tak bernah terhenti sampai saat ini. Sebuah konsistensi yang luar biasa. Bahkan, kompetisi lokal PSS kini dinilai terbaik dan paling konsisten di Indonesia. Apalagi, kompetisi yang dijalankan melibatkan semua divisi, baik divisi utama, divisi I maupun divisi II. Bahkan, pernah PSS juga menggelar kompetisi divisi IIA.

Maka, tak pelak lagi, PSS kemudian memiliki sebuah kultur sepakbola yang baik. Minimal, di Sleman telah terbangun sebuah tradisi sepakbola yang meluas dan mengakar dari segala kelas. Pada gilirannya, tak menutup kemungkinan jika suatu saat PSS mampu menyuguhkan permainan fenomenal dan khas.

Ini prestasi luar biasa bagi sebuah kota kecil yang berada di bawah bayang-bayang Yogyakarta ini. Di Sleman tak ada sponsor besar, atau perusahaan-perusahaan raksasa yang bisa dimanfaatkan donasinya untuk mengembangkan sepakbola. Kompetisi itu lebih berawal dari kecintaan sepakbola, tekad, hasrat, motivasi dan kemauan yang tinggi. Semangat seluruh unsur #penonton, pemain, pelatih, pengurus dan pembina# terlihat begitu tinggi.

Meski belum optimal, PSS akhirnya menuai hasil dari tradisi sepakbola mereka. Setidaknya, PSS sudah melahirkan pemain nasional Seto Nurdiantoro. Sebuah prestasi langka bagi DIY. Terakhir, pemain nasional dari DIY adalah kiper Siswadi Gancis. Itupun ia menjadi cadangan Hermansyah. Yang lebih memuaskan, pada kompetisi tahun 1999/2000, PSS berhasil masuk jajaran elit Divisi Utama Liga Indonesia (LI).

Perjalanan PSS yang membanggakan itu bukan hal yang mudah. Meski lambat, perjalanan itu terlihat mantap dan meyakinkan. Sebelumnya, pada kompetisi tahun 1990-an, PSS masih berada di Divisi II. Tapi, secara perlahan PSS bergerak dengan mantap. Pada kompetisi tahun 1995/96, tim ini berhasil masuk Divisi I, setelah melewati perjuangan berat di kompetisi-kompetisi sebelumnya.

Dengan kata lain, PSS mengorbit di Divisi Utama LI bukan karena karbitan. Ia melewatinya dengan proses panjang. Kasus PSS menjadi contoh betapa sebuah kulturisasi sepakbola akan lebih menghasilkan prestasi yang mantap daripada produk instan yang mengandalkan ketebalan duit.

Dan memang benar, setelah bertanding di kompetisi Divisi Utama, PSS bukanlah pendatang baru yang mudah dijadikan bulan- bulanan oleh tim-tim elit. Padahal, di Divisi Utama, PSS tetap menyertakan pemain produk kompetisi lokalnya. Mereka adalah Muhammad Eksan, Slamet Riyadi, Muhammad Anshori, Fajar Listiantoro, Seto Nurdiantoro dan M Muslih. Bahkan, M Ikhsan, Slamet Riyadi dan Anshori merupakan pemain berpengaruh dalam tim.

Pada penampilan perdananya, PSS langsung mengagetkan insan sepakbola Indonesia. Di luar dugaan, PSS menundukkan tim elit bergelimang uang, Pelita Solo 2-1.

Bahkan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono sendiri yang saat itu berada di Brunei Darussalam dalam rangka promosi wisata juga kaget. Kepada Bupati Sleman Ibnu Subianto yang mengikutinya, Sri Sultan mengatakan, "Ing atase cah Sleman sing ireng-ireng biso ngalahke Pelita." Artinya, anak-anak Sleman yang hitam-hitam itu (analog orang desa) kok bisa mengalahkan tim elit Pelita Solo.

Saat itu, Ibnu Subianto menjawab, "Biar hitam nggak apa- apa tho pak, karena bupatinya juga hitam." Ini sebuah gambaran betapa prestasi PSS memang mengagetkan. Bahkan, gubernur sendiri kaget oleh prestasi anak-anaknya. Akan lebih mengagetkan lagi, jika Sri Sultan tahu proses pertandingan itu. Sebelum menang, PSS sempat ketinggalan 0-1 lebih dulu. Hasil ini menunjukkan betapa permainan PSS memiliki kemampuan dan semangat tinggi, sehingga tak minder oleh tim elit dan tak putus asa hanya karena ketinggalan. Berikutnya, tim cukup tua Gelora Dewata menjadi korbannya. Bahkan, di klasemen sementara, PSS sempat bertengger di urutan pertama.

Ketika tampil di kandang lawan, Malang United dan Barito Putra, PSS juga tak bermain cengeng. Bahkan, meski akhirnya kalah, PSS membuat tuan rumah selalu was-was. Sehingga, kekalahan itu tetap menjadi catatan mengesankan. Maka, tak heran debut PSS itu kemudian menjadi perhatian banyak orang. Hanya dalam sekejap, PSS sudah menjadi tim yang ditakuti, meski tanpa bintang.

Pembinaan sepakbola ala PSS ini akan lebih tahan banting. Sebab itu, terlalu berlebihan jika menilai PSS bakal numpang lewat di Divisi Utama.
Dengan memiliki tradisi sepakbola yang mantap dan mapan, tak menutup kemungkinan jika PSS akan memiliki kualitas sepakbola yang tinggi. Bahkan, bukan hal mustahil jika suatu saat PSS bisa juara LI.

Apa yang terjadi di Sleman sebenarnya mirip dengan yang terjadi di Bandung dengan Persib-nya dan di Surabaya dengan Persebaya-nya. Di kedua kota itu, kompetisi lokal juga berjalan dengan baik, bahkan sepakbola antarkampung (tarkam) pun kelewat banyak. Maka tak heran jika sepakbola di Bandung dan Surabaya sangat tangguh dan memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, jika tradisi sepakbola di Sleman bisa dipertahankan bahkan dikembangkan, tak menutup kemungkinan PSS akan memiliki nama besar seperti halnya Persib atau Persebaya. Semoga!

Di tulis oleh: Muhammad Fajar [ Slemania Green Fort ]

PSS Gelontor Gawang Panji Putra 3 Goal

PSS Sleman berhasil mengatasi klub lokal Sleman, Panji Putra dengan skor 3-0 dalam laga uji coba di Stadion Maguwoharjo, Sabtu (9/1) kemarin sore. Pertandingan ini sebagai rangkaian persiapan Laskar Sembada untuk menjamu PSIM Yogya dalam derby DIY Liga Divisi Utama 2009-2010 grup III, 15 Januari mendatang di tempat sama.

Meski terus menekan pertahanan lawan, namun PSS kesulitan membongkar pertahanan Panji Putra dan di babak pertama hanya membuahkan satu gol lewat bidikan Agus Setiawan. Memasuki babak kedua, PSS masih tetap mengurung pertahanan lawan dan menambah dua gol lewat Muhammad Eksan dan gol bunuh diri pemain Panji Putra.

Pelatih PSS Yance Matmey seusai pertandingan menyatakan, penampilan pemainnya dalam uji coba itu tidak bisa dijadikan patokan kualitas tim yang sebenarnya. Mengingat para pemainnya sehabis digenjot latihan fisik selama 4 hari, sehingga pergerakan pemain nampak berat.

"Yang jelas kami telah siap menghadapi PSIM dan tidak ada persiapan khusus. Kami menganggap melawan PSIM, tidak ada yang istimewa. Kami sudah saling tahu kekuatan masing-masing. Ini pertandingan biasa seperti laga-laga lainnya, jadi tak perlu dibesar-besarkan," harapnya.

Diakui Yance, materi pemain PSIM lebih baik dibanding timnya. Karena ada sejumlah pemain yang sudah berpengalaman di Liga Divisi Utama. Meski demikian tidak menjadi penghalang bagi pasukannya untuk memenangi pertandingan. Ia berharap pemainnya tidat terbebani dan bisa tampil lepas dalam laga terakhir putaran pertama ini.

Komposisi pemain yanga akan diturunkan untuk menjamu PSIM pun, lanjut Yance, telah dipersiapkan dengan matang. Mantan pelatih PSBI Blitar ini nantinya akan memasang satu stiker utama di depan dan di dampingi dua pemain sebagai second striker. Dengan formasi ini, Yance berharap lini depannya lebih tajam dan berbahaya untuk mengoyak gawang PSIM.

by: M.Fajar

Cek Peningkatan Fisik Melawan Panji Putra

Sebagai persiapan menghadapi Derby DIY melawan PSIM Jogja, PSS Sleman sore ini akan menggelar laga uji coba melawan Panji Putra di Stadion Maguwoharjo. Laga tersebut akan digunakan untuk memantau perkembangan fi sik pemain usai digelarnya latihan fi sik selama sepekan terakhir.

Pelatih PSS, Yance Metmey, mengatakan untuk menghadapi PSIM ia terus melakukan pembenahan, baik fi sik, skill serta strategi. “Saya akan lihat peningkatan fi sik mereka. Saya memang selama sepekan ini lebih banyak melakukan latihan fi sik,” katanya kepada Harian Jogja kemarin.

Yance mengungkapkan, selain untuk melihat perkembangan fi sik pemainnya, laga uji coba kali ini juga akan digunakan untuk meningkatkan kerjasama tim dan peningkatan strategi baik serangan maupun pertahanan.

“Jika nanti hasilnya kurang bagus dalam ujicoba kali ini saya akan langsung lakukan pembenahan. Kami sendiri serius untuk menghadapi PSIM di kandang sendiri,” lontar dia.

Terkait dengan kemungkinan penggunaan pemain asing di putaran kedua, Yance mengaku telah meminta kepada manajemen untuk melakukan penambahan pemain, termasuk merekrut pemain asing. Pasalnya tanpa penambahan pemain, target untuk bisa bertahan di Divisi Utama akan sulit tercapai.

[ by : Admin ]

Yance Inginkan Nkomo Bergabung PSS

Pelatih PSS Sleman Yance Metmey menginginkan Nkomo bergabung dalam skuadnya, jika manajemen betul-betul mau menambah kekuatan dengan pemain asing dalam menghadapi putaran kedua Liga Utama 2009-2010. Saat ini ‘Laskar Sembada’ sangat membutuhkan kehadiran pemain asing untuk mengangkat moral maupun kualitas tim agar mampu bersaing dengan klub-klub lain.
Menurut Yance, Nkomo sudah pernah latihan bersama PSS. Sehingga secara kualitas sudah diketahui. Selain itu posisi Nkomo sama dengan kebutuhan PSS, yaitu playmaker.

Barisan depan PSS saat ini belum produktif karena masih miskin pengalaman. Dari 4 pemain yang ada di PSS yaitu Sahid Widianta, Dedy Permana, Adi Anggoro dan M Eksan, hanya Eksan yang cukup berpengalaman. Namun ia sering cedera, sehingga belum bisa tampil maksimal.
Yance berharap manajemen serius dalam upaya menambah pemain untuk putaran kedua. Saat ini PSS terus membenahi tim guna menghadapi pertandingan terakhir putaran awal, menjamu PSIM Yogya, 15 Januari mendatang. Dengan materi yang ada, lanjut Yance, PSS tetap berupaya keras merebut kemenangan. Karena hanya kemenangan yang bisa melepaskan diri dari zona degradasi di putaran pertama nanti.(kr)

[ by : Admin ]

Extra Joss Sponsor Liga Indonesia Divisi Utama

Setelah terkatung-katung tanpa sponsor, Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia akhirnya mendapatkan sponsor, yaitu Extra Joss. Dengan demikian, titel Kompetisi Divisi Utama, dikatakan oleh CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, menjadi Kompetisi Liga Joss Indonesia.

"Setelah dengan perjuangan yang melelahkan, akhirnya kami bisa menggelar lanjutan Kompetisi Divisi Utama dengan sebuah nama baru, yakni Kompetisi Liga Joss Indonesia," ungkapnya di Sekretariat PT Liga Indonesia, Kamis (7/1/10).

Dikatakannya, PT Liga Indonesia dalam menggelar Liga Joss Indonesia ini bekerja sama dengan Graha Indosport yang merupakan pemegang hak menggelar kompetisi Liga Joss Indonesia."Kami mendapat mitra kerja menggelar Liga Joss Indonesia bersama PT Graha Indosport selama empat tahun ke depan," tuturnya.

Direktur PT Graha Indosport Herman Ago mengatakan, pihaknya memang mendapat hak pengelolaan Kompetisi Divisi Utama tersebut selama empat tahun. Tahun pertama, mereka mendapat dukungan sponsor dari Extra Joss, makanya untuk tahun pertama ini kompetisi bernama Liga Joss Indonesia, katanya.

Menurut Herman, pihaknya akan bekerjasama dengan stasiun televisi ANTV dalam melakukan siaran langsung pertandingan di Kompetisi Liga Joss Indonesia. ANTV sudah menyatakan siap menyiarkan 36 pertandingan secara langsung hingga babak final, ungkap Herman.

Sementara itu Senior Brand Manager Extra Joss Teguh Indarto mengatakan, pihaknya terus mendorong anak bangsa agar bisa berprestasi di bidang olahraga seperti sepak bola. Karena itu, mereka tertarik untuk menjadi sponsor selama satu musim kompetisi, dan tidak tertutup kemungkinan memperpanjang kerja sama sponsorship itu. Tentunya, apabila perkembangan bisnis Extra Joss berlangsung bagus.

Kompetisi Liga Joss Indonesia diikuti oleh sekitar 34 klub yang saat ini sudah memasuki akhir putaran pertama. Pada akhir kompetisi nantinya setiap juara dan runner-up dari tiap wilayah masuk ke babak enam besar. Mereka akan berkompetisi lagi, hasilnya tiga tim peringkat teratas naik ke Liga Super Indonesia sedangkan tim peringkat empat babak enam besar Liga Joss Indonesia harus mengikuti babak playoff melawan peringkat 16 di Liga Super Indonesia.

Hadirnya Extra Joss untuk menjadi sponsor kompetisi sepak bola di Indonesia merupakan sebuah "kejutan". Pasalnya, selama ini hanya perusahaan rokok yang selalu menjadi sponsor kompetisi sepak bola Tanah Air.

[ by : Admin ]

Manajemen PSS Menanggung Beban Berat

Manajemen PSS Sleman mengaku selalu mengalami kerugian dalam empat laga kandang. Meski demikian, manajemen tim berjuluk Super Elang Jawa ini mengaku optimis bisa mengikuti kompetisi Divisi Utama 2009/2010 hingga akhir kompetisi. Manajemen PSS juga siap mengikuti Copa Indonesia yang bakal digelar bulan Maret mendatang.

Manajer keuangan PSS Sleman, Samsidi, mengatakan manajemen selama ini menanggung beban yang berat dalam hal penyelenggaraan laga home. Pasalnya tiket masuk, yang diperkirakan akan mampu menutup pembiayaan tim di putaran pertama, justru jauh dari harapan.

Dari empat laga home yang dilakoni PSS di stadion Maguwohaqjo, panitia pelaksana (Panpel) pertandingan PSS hanya mampu meraup pemasukan dari sektor penjualan tiket sebesar Rp 120.000.000,- atau Rp 30.000.000,- per pertandingan. Sementara penyelenggaraan laga home menghabiskan dana sebesar Rp 70.000.000,- per pertandingan. "Memang sulit, kami berusaha mendapatkan penambahan biaya tim dari sektor tiket, tapi kami justru tombok. Namun, melawan PSIM dalam laga derby pamungkas pada akhir putaran pertama, kami optimis bisa mendapatkan pemasukan sebesar target Rp 50.000.000,-" katanya.

Manajemen PSS saat ini tengah terus melakukan pendekatan dan penggalangan dana dengan sejumlah pihak demi menutup biaya yang diperkirakan semakin meningkat mengingat PSS akan ambil bagian di Copa Indonesia 2010. "Kami siap ikut Copa Indonesia. Saat ini kami masih terus mengusahakan pencarian dan dari pihak sponsor. Dan dari hasil evaluasi yang kami lakukan usai lawatan ke Gorontalo, pelatih mengatakan tetap akan mempertahankan pemain lama dan kemungkinan tetep tidak akan menggunakan pemain asing," jelas dia. Samsidi mengungkapkan, untuk bisa mengikuti putaran kedua mendatang, manajemen membutuhkan dana minimal sama seperti putaran pertama.

Di putaran pertama, PSS mendapatkan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 2,6 miliar. Dari jumlah tersebut, usaha yang dilakukan oleh manajemen dari penggalangan dana hanya mampu mengumpulkan setengahnya, sedangkan setengahnya lagi diusahakan dari sektor lain.

Dengan ikutnya PSS Sleman di ajang Copa Indonesia, anggaran awal yang disiapkan yakni 1,9 miliar di putaran kedua, dipastikan akan semakin membengkak dan besarannya hampir sama dengan kebutuhan diputaran pertama. "Hampir sama, karena kami ikut Copa Indonesia. Sejauh ini, kami mendapatkan penjelasan dari pelatih jika tetap akan mempertahankan formasi lama diputaran kedua, jumlah tersebut lebih meningkat lagi jika kami melakukan perombakan tim secara besar-besaran," pungkas dia.

by: M.Fajar (Slemania Green Fort)

Berita Duka

Innalillahi waina illahi roji'un..
Telah meninggal dunia Bp H Sigit Rubiyo, ayahanda dari Ir. Wahyu Wibowo (mantan ketua Slemania th jabatan 2000-2005), hari ini Selasa 5 Januari 2010 jam 14.15 di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Almarhum akan dimakamkan pada hari Rabu 6 Januari 2010 jam 14.00.

Bagi rekan-rekan Slemania yang ingin melayat di harapkan berkumpul di kompleks stadion Tridadi Sleman pukul 12.00 siang.

by: Admin

Copa Indonesia Kembali Bergulir Bulan Maret 2010

Copa Indonesia 2010 rencananya akan kembali bergulir mulai Maret hingga akhir Juli mendatang. Namun, PT Liga Indonesia belum menetapkan klub-klub yang layak tampil di Copa Indonesia tahun ini. Menurut sekretaris Liga, Tigor Shalomboboy, Copa Indonesia tahun ini akan digelar dengat format home tournament. Dengan demikian, peserta yang tampil akan dibagi dalam beberapa grup.

"Belum di tetapkan berapa jumlah peserta yang akan tampil pada tournament ini. Mengingat mepetnya waktu, tournament juga kemungkinan akan digelar dalam format home tournament," kata Tigor Shalomboby.

Copa Indonesia musim lalu melibatkan klub dari tiga divisi. Masing-masing dari Liga Super Indonesia, Divisi Utama dan Divisi Satu. Tahun ini, Copa Indonesia akan dimulai dengan penyisihan grup. Penyelenggaraan diperkirakan akan terhenti sejenak selama Piala Dunia 2010 Afrika Selatan digelar bulan Juni mendatang.

Babak semifinal dan final Copa Indonesia akan digelar pada bulan Juli. "Untuk Venue, kami utamakan di daerah yang memiliki minimal dua stadion dan daya dukung kota memadai," kata Tigor. Mengenai sponsor, Tigor juga masih enggan buka mulut. Dia hanya mengisyaratkan bahwa PT Liga Indonesia telah mendapatkan penyandang dana untuk tournament ini.

"Kalau berniat untuk menggelar Coba Indonesia, tentu saja kami sudah mengantongi calon sponsor. Kesepakatannya juga sudah mendekati kata pasti," pungkasnya. Tahun lalu, Sriwijaya FC secara kontroversial mempertahankan gelar Copa Indonesia, Sriwijaya menang WO setelah Persipura Jayapura mundur saat laga menyisakan 30 menit dan kedudukan 1-0 untuk Sriwijaya FC.

by: Admin 3 (Slemania Green Fort)